Jumat, 03 April 2009

ilmu hakekat

[M3B] Hakikat Haqqani 2 ( Seri Guru Ruhani Sejati 58)
arief daniMon, 27 Feb 2006 01:00:45 -0800 Hakikat Haqqani 2 Hakikat Sulthanul Awliya Syaikh Nazim Adil al-Haqqani Ditulis oleh Syaikh Adnan , Damascus 2001 ( Note Redaksi : Mawlana Syaikh Nazim saat ini berusia 84 th, tinggal di Lefke Cyprus dan juga di Damascus, beliau seorang Syaikhul Hadist, Syaikh al-Islam, Ulama Syariah dan Ulama Hakikat, Mursyid ke40 Naqsybandi Haqqani, Murid beliau tersebar di lima benua, untuk mengetahui lebih dalam silahkan akses ke portal www.mevlanasufi.blogspot.com ) PENGUASA LAUH MAHFUZ Grand Syaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) pernah mengatakan bahwa Lauh Mahfuz di setiap waktu dan zaman merupakan Wali yang mewakili Muhammad saw dan Allah SWT. Dan saat ini Mawlana Syaikh Nazim adalah Wali yang mewakili Allah SWT dan Nabi suci, untuk itu Lauh Mahfuz pada saat ini adalah Mawlana Syaikh Nazim. Seluruh Awliya memandang beliau dalam tingkatan ini sekarang. Pengetahuan yang berasal dari Lauh Mahfuz adalah benar berasal dari cahaya telapak tangan seorang Wali yang mewakili Nabi saw dan Allah SWT. Setiap kali Mawlana menyampaikan sohbet, beliau memandang pada Lauh Mahfuz. Beliau punya kebiasaan memandang sekilas ke atas sebelum memulai sohbet. Ini dikarenakan beliau membaca apa yang akan disampaikan dari Lauh Mahfuz. Mawlana mengatakan: “Saat aku shalat, aku melihat apa yang tertulis dalam Lauh Mahfuz yang ditujukan untukku surat Qur’an apa yang harus dibaca pada saat Sholat Luhur dan juga di setiap sholat. Aku tidak berjalan dari tempat ini ke sana tanpa melihat dan membaca apa yang tertera dalam Lauh Mahfuz. “ Mawlana-lah yang sekarang memberikan pada setiap Wali apa yang Allah SWT ingin berikan pada mereka dan juga pada setiap umat manusia sesuai yang tercantum pada Lauh Mahfuz. Beliau yang menuliskan bagi mereka pengetahuan yang berasal dari Allah SWT dan Nabi saw. Mawlana memberikan jawaban atas tiap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan Lauh Mahfuz. Mawlana mengatakan, ada banyak Lauh Mahfuz. Ada yang diperuntukkan bagi orang-orang, bagi ulama, dan bagi Awliya. Lalu ada yang diperuntukkan bagi Khaliphatullah dan sebuah Lauh Mahfuz bagi Nabi suci Saw. Mawlana mengatakan bahwa beliau mampu berbicara dari semua Lauh Mahfuz, karena beliau mencakup semua tingkatan. Ini dikarenakan Grand Syaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) memberikan rahasia Nabi Suci kepada Mawlana Syaikh Nazim. Mawlana Syaikh Nazim adalah wakil Allah SWT dan beliau memiliki rahasia ilahiah Nabi saw. Mawlana juga merupakan wakil Allah SWT dimana beliau ada di setiap sel di alam raya ini. Bagaimana tidak, sebagai wakil Tuhan, beliau ada dimana-mana, di setiap bintang dan di setiap bagian jagad raya. Mawlana Syaikh Nazim juga hadir dengan tubuh beliau di beberapa tempat dalam waktu yang bersamaan. Bayazid Bistami (Ral) (salah satu Grand Syaikh terbesar dalam Thariqat Naqshbandi ) suatu kali menjamakkan diri beliau sendiri dan dengan 24.000 tubuhnya, beliau shalat secara bersamaan di berbagai tempat. Masyarakat di berbagai desa, kota dan Negara menjadi saksi ketika beliau shalat Jumat. Sedangkan Mawlana Syaikh Nazim mampu menjamakkan diri beliau dalam hitungan antara 70.000 sampai 700.000 dengan menampakkan diri di berbagai tempat yang berbeda di saat yang bersamaan. Bayazid Bistami (Ral) hidup seribu tahun yang lalu sedangkan tajjali Mawlana Syaikh Nazim lebih kuat dan ampuh serta berharga karena beliau mempunyai rahasia-rahasia seluruh Grand Syaikh termasuk Bayazid Bistami (Ral) di dalam hatinya. Beliau juga memiliki rahasia seluruh Nabi termasuk Nabi saw dalam hatinya. Beliau adalah Awliya paling hebat dalam jajaran Awliya Nabi saw pada akhir zaman ini. Mawlana Syaikh Nazim tidak hanya di bumi kita namun juga di berbagai tempat yang tidak berhubungan sama sekali dengan bumi ini. Beliau hadir bersama kita, dan juga di berbagai tempat dalam waktu yang bersamaan. Sebagai contoh, ada sebuah pegunungan yang bernama Qaf, pegunungan ini tidak ada hubungannya dengan bumi. Berbagai Awliya dengan maqam-maqam tinggi ada di gunung ini. Mawlana merupakan imam mereka tiap menunaikan shalat jumat. Tiap Mawlana menyampaikan sohbet bagi para pengikutnya, maka beliaupun menyampaikan sohbet yang sama di pegunungan Qaf bagi para Awliya disana. Sohbet ini bukan hanya bagi mereka yang mendengarkan beliau saat itu, namun bagi siapapun yang telah saling berhubungan dengan Mawlana pada Hari Perjanjian dan telah ditakdirkan untuk mendengar sohbet tersebut. Ketika Mawlana Syaikh Nazim menyampaikan sohbet, maka hal itu tidak dimaksudkan untuk kalangan tertentu saja, namun bagi seluruh umat dari timur sampai barat. Sohbet beliau adalah bagi para Awliya dan bagi hati-hati semua umat di seluruh alam raya saat ini. Ini karena mereka semua membutuhkan rahasia Quran sampai datangnya Sayyidina Mahdi (as) yang akan datang tak beberapa lama lagi. TAK ADA PERTANYAAN KUBUR Sepanjang seseorang adalah murid Mawlana, maka malaikat maut tidak akan berurusan dengannya. Jiwa si murid ketika meninggal telah diambil alih oleh Mawlana. Beliau akan menatap Murid tersebut dan seketika ruhnya akan meninggalkan tubuhnya. Tidak ada urusan dengan malaikat maut ataupun malaikat kubur . Ini karena semuanya telah diperintahkan oleh kekuatan ilahiah Allah SWT pada Syaikh Nazim, khususnya pada beliau sendiri. KEUTAMAAN YANG DIANUGERAHKAN PADA MAWLANA SYAIKH NAZIM Mawlana Syaikh Nazim telah diberi keutamaan bahwa di dalam sohbet-sohbet yang beliau sampaikan, beliau berbicara pada tingkatan Nabi atau Awliya, maka semua orang yang duduk bersama beliau dalam sohbet juga akan dianugerahi tingkatan yang sama seperti para Nabi dan para Awliya yang sedang Mawlana ajarkan, inilah mengapa Mawlana seringkali berbicara tentang para Nabi dan Awliya agar beliau bisa memberikan tingkatan-tingkatan tersebut pada semua yang duduk dan mendengarkan sohbet beliau. Mawlana Syaikh Nazim juga sering berbicara tentang perbuatan-perbuatan buruk pada pendengarnya. Mereka yang mendengar sohbet ini tidak seharusnya bertanya tentang dosa ataupun sifat-sifat buruk yang sedang Mawlana terangkan. Beliau menyampaikan sohbet tersebut bukan untuk menghentikan murid-murid untuk melakukan hal-hal tercela tersebut, namun untuk mengambil amalan-amalan buruk dan dosa-dosa tersebut dari muridnya. Kemudian beliau akan meletakkan murid-muridnya ke dalam samudra kasih sayangnya, kemudian ke dalam Samudra kasih sayang Nabi saw dan akhirnya ke dalam Samudra kasih sayang Allah SWT. Segala amalan buruk dan dosa-dosa yang telah disampaikan Mawlana pada sohbet-sohbet beliau tidak akan ditanyakan lagi pada murid-murid beliau di hari Pengadilan kelak. Hal ini dikarenakan, Mawlana Syaikh Nazim langsung memberi syafaat dan meminta ampunan dari Allah SWT atas segala dosa dan amalan buruk yang disampaikan dalam sohbet-sohbet beliau. Inilah alasan mengapa Mawlana berbicara tentang dosa-dosa dan banyaknya amalan buruk dalam sohbet beliau agar beliau mampu memasukkan murid-murid ke dalam samudra kasih sayangnya. Jangan melihat Mawlana Syaikh Nazim sebagaimana kalian melihat beliau, berupa tubuh fisik dengan segala fungsinya untuk makan, minum dan duduk bersama kalian. Namun lihatlah wajah beliau yang lain, wajah yang terhubung pada Tuhannya dan Nabi saw. Wajah lain Mawlana adalah kekuatan spiritual dan ilahiah yang mengontrol alam raya, dimana termasuk didalamnya dunia-dunia manusia, jin, dan dunia-dunia para malaikat. Semuanya itu telah dilimpahkan pada Mawlana dan beliau harus mengembalikan lagi semuanya pada Nabi saw dan pada Allah SWT. Beliau mengembalikan mereka semua dalam keadaan bersih tanpa ada dosa atau sifat-sifat buruk. Mawlana tidak akan beralasan bahwa orang-orang ini tercerabut dari beliau akibat pengaruh setan. Tidak , beliau akan mengembalikan mereka semua dalam keadaan bersih seperti kala mereka di limpahkan pada Mawlana. Kata beliau : “Aku telah di anugerahi kekuatan ilahiah sehingga aku mampu mengembalikan tiap orang pada Nabi dan Allah swt seperti kala mereka di limpahkan padaku. Aku akan mengembalikan mereka semua tanpa dosa dan sifat-sifat buruk. Aku juga akan menghiasi mereka dengan berbagai maqam-maqam tertinggi seperti yang dianugerahkan pada para Awliya lalu mengembalikan mereka pada Allah SWT. “ Grand Syaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) mengatakan bahwa Sayyidina Mahdi (AS) adalah juga pengikut dan salah seorang murid Mawlana Syaikh Nazim. Hal ini dikarenakan oleh kenyataan bahwa tanpa perantaraan Mawlana maka rahasia Quran yang telah turun temurun mulai dari Nabi saw kepada Abu Bakar Siddiq (Ral), lalu di turunkan kepada silsilah Rantai emas Thariqat Naqsybandi sampai pada Mawlana Syaikh Nazim, tidak akan bisa memasuki hati Sayyidina Mahdi (AS). Mawlana Syaikh Nazim akan mengajari Mahdi as pengetahuan rahasia Al Quran. Mawlana adalah kunci dari rahasia Quran dan beliaulah yang akan menanamkannya di hati umat. CAKRAWALA TAK BERTEPI Bertahun-tahun lamanya Mawlana Syaikh Nazim menanamkan rahasia Quran di dalam hati mereka yang telah meninggal dunia dan sekarang berada di alam barzah. Saat ini, Mawlana Syaikh Nazim juga menanamkan rahasia di dalam hati manusia yang masih hidup. Untuk melaksanakan hal ini, Mawlana Syaikh Nazim keluar dari tubuhnya setiap malam. Semua tubuh yang memiliki ruh berkumpul di hadapan Mawlana dan beliau tanamkan rahasia Quran. Inilah salah satu tugas Mawlana sampai kedatangan Imam Mahdi as. Setelah kedatangan Seyyidina Mahdi (AS) dan selama masanya, beliau akan memberikan rahasia Al Quran pada mereka yang terpilih dan akan memberi tahukan pada yang lain aspek-aspek tertentu dari rahasia Quran. Mawlana akan memberikan kekuatan bagi beberapa pengikutnya . Jika seseorang paham tentang rahasia Quran dan ada yang menanyakan tentang matahari, maka dia akan mampu memerintahkan matahari “Mendekatlah ke sini.” Lalu dia akan mampu menerangkan realitas matahari yang mendatanginya dan mampu menerangkan pada mereka yang beranya. Jika beliau ingin menerangkan tentang bulan, yang beliau lakukan hanyalah meminta bulan untuk mendekati beliau dan menjelaska mereka tentang bulan yang nampak di depan beliau dikarenakan kekuatan ilahiah Mawlana. Syaikh Adnan menceritakan bahwa suatu kali ketika sedang berthawaf di Mekah bersama Mawlana, seseorang berjenggot putih mendatangi Mawlana Syaikh Nazim, mencium tangan beliau dan bertawaf bersama Mawlana. Mawlana kemudian mengatakan bahwa orang itu adalah Khidr as yang khusus mencium tangan Mawlana untuk kemudian melaksanakan Thawaf bersama beliau. Masih menurut Syaikh Adnan pada kesempatan yang lain, ketika sedang berthawaf mengelilingi Ka’bah bersama Mawlana, seorang yang sudah tua mendatangi Mawlana, mencium beliau, bercakap-cakap dengan Mawlana dan berthawaf bersama. Kemudian orang itu lenyap tanpa jejak. Ketika Mawlana ditanya mengenai orang itu, beliau menjawab bahwa itu adalah salah satu anak-anak Adam, sebelum Adam kita. Telah ada 124.000 Adam-Adam, beserta keturunannya – dan Adam kita adalah yang terakhir. Ada salah satu anak Adam sebelum Adam kita yang datang mencium tangan Mawlana dan melaksanakan Thawaf bersama Mawlana karena dia memiliki janji ini pada Hari Perjanjian dan telah tertulis di Lauh Mahfuz. Mawlana sebagai Khaliphatullah saat ini dan wakil Nabi bukan hanya untuk masa ini saja, namun juga bagi masa-masa Adam-Adam beserta keturunannya yang datang sebelum kita. Beliau merupakan komunikator yang menghubungkan mereka dengan dunia Allah SWT dan Nabi saw. Menurut Mawlana, ketika sohbet Mawlana disampaikan, maka jumlah penduduk bumi ini amat sedikit dibandingkan jumlah manusia dari dunia-dunia lain,. Setiap hari siapapun yang duduk dengan Mawlana akan terus mengalami peningkatan. Mereka merasakan bahwa pengetahuan mereka berkembang setiap harinya. Hal ini akan terus meningkat sampai dia sampai pada tingkatan dimana tidak ada kaitan dengan dirinya sendiri. Bukannya melihat diri sendiri, si murid akan melihat Mawlana Syaikh Nazim. Ketika hal ini terjadi, seketika itu Mawlana menariknya dan meletakkan mereka ke dalam gua bersama Sayidina Mahdi as karena mereka amat kuat sehingga tidak memungkinkan manusia di dunia ini menghadapinya. Semua yang telah tertulis disini tentang Mawlana Syaikh Nazim adalah sangat sedikit dibanding dengan siapa beliau sesungguhnya, karena isi tulisan diatas hanyalah sebagian kecil dari pengetahuan yang tersedia tentang beliau. Lepas dari fakta ini adalah juga alasan ketidak mungkinan bagi umat manusia untuk memahami realitas maqam seorang Sulthanul Awliya. Mawlana Syaikh Nazim adalah pemegang tingkatan ini di zaman kita. Itulah mengapa Mawlana sering mengatakan : “Tidak seorangpun mengerti siapa sebenarnya aku. Yang mereka tahu hanyalah sebagian aspek dari diriku.” . Semoga Allah memberkahi Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani an Naqsybandi Wa min Allahu taufiq. wassalam,arief hamdaniwww.mevlanasufi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar