Sabtu, 04 April 2009

nafsu

MEMAHAMI NAFSU MANUSIA
Dec 2, '07 2:27 AMfor everyone
Manusia memiliki tiga nafsu atau dorongan yang selalu berkompetisi dalam dirinya, yaitu nafsu ammarah, lawwamah, dan muthmainnah.
Nafsu ammarah adalah dorongan untuk melakukan pelanggaran, kejahatan dan kemaksiatan. Karena itu tidak ada manusia yang steril dari dosa.
Nafsu Ammarah Meliputi sifat-sifat seperti Banyak makan, banyak tidur, banyak kawin, .yang diistilahkan nafsu kebinatangan manusia, niscaya gerak hidupnya seperti binatang, sifat-sifatnya selalu cenderung berbuat maksiat baik lahir maupun batin, maksiat batin adalah kekejihan yang tersembunyi didalam jiwa,sebagaimana firman Allah (QS. 12 ayat 53) “Dan aku tidak membebaskan diriku( dari kesalahan), karena sesengguhnya (nafsu Ammarah) selalu menyuruh kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Nafsu lawwamah adalah disebut sebagai nafsu setan yang mendekam pada diri manusia, ia selalu membisikan dan mengajak untuk berbuat keji. Adapun ciri-ciri orang yang jiwanya dikuasai nafsu Lawwamah ialah : watak dan jiwanya di kuasai kefasikan. yaitu nafsu yang suka mengoreksi ketika ia melakukan dosa atau kemaksiatan tapi berkhianat atau berbohong pada dirinya sendiri misalnya, Mengetahui dan menyesali bahwa perbuatanya salah tapi masih mengulangi lagi perbuatan tersebut, siapa yang pertama kali mengingatkan bahwa perbuatan tersebut salah? Tentunya diri kita sendiri. Inilah yang disebut dengan nafsu lawwamah.Allah berfirman dalam(QS 75 Al-Qiyamah ayat 2) “Dan aku bersumpah dengan jiwa (nafsu) yang amat menyesali (dirinya).
,Nafsu muthmainnah adalah dorongan untuk berbuat kebaikan. Jiwa merasa tenang dan tenteram kalau melaksanakan aturan-aturan Allah SWT dan berbuat berbagai kebajikan. Manusia yang paling bejat sekalipun memiliki nafsu muthmainnah. Karenanya, sebejat-bejatnya manusia pasti pernah berbuat kebaikan. Hakikatnya, manusia itu haniif (cenderung pada kebaikan), karena itu manusia akan merasa tenang, tenteram, dan bangga kalau sudah berbuat kebaikan. Sebaliknya, ia merasa gelisah dan menyesal bila melakukan pelanggaran dan dosa. Sebagaimana dalam (QS.89 Al-fajr: ayat 27,28,29,30)” “Hai jiwa yang tenang( nafsu mutmainnah) kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNya, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaku dan masuklah ke dalam Surgaku).”
Ketiga macam nafsu ini selalu berkompetisi. Apabila nafsu muthmainnah memenangkan persaingan, akan lahir perbuatan baik dan mulia. Namun, kalau nafsu ammarah yang memenangkannya, akan lahir perbuatan nista dan maksiat. Shaum Ramadhan melatih jiwa manusia agar bisa mengendalikan nafsu ammarah, bahkan bisa menundukkannya, sehingga yang dominan dalam diri kita adalah nafsu muthmainnah.
Kalau kita klasifikasi, paling tidak ada lima tipe orang yang terjerumus dosa. Pertama, orang yang suka meremehkan dosa, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW, ''Janganlah meremehkan dosa, karena dosa tersebut akan berkumpul dan mencelakakannya.'' (HR Thabrani dan Baihaqi). Kedua, orang yang suka menunda tobat. Artinya tobat hanya sebatas rencana dan cita-cita, tetapi tidak direalisasikan .Ketiga, orang yang mau bertobat kalau ditimpa kesusahan atau musibah. Orang seperti ini baru merasa butuh maghfirah Allah kalau dia sudah terpuruk (QS Fushshilat [41]: 51)” Dan apabila kami memberikan nikmat kepada manusia , ia berpaling dan menjauhkan diri ,tetapi iapabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa”. Keempat, orang yang putus asa dari ampunan Allah, sehingga merasa ''kepalang dosa'' (QS Azzumar [39]: 53).” Katakanlah ; Hai hamba-hambaku yang melampoi batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” Kelima, orang yang sadar akan dosanya dan yakin akan ampunan atau maghfirah Allah SWT sehingga bersungguh-sugguh dalam bertobat. Inilah tipe yang paling ideal dan inilah ciri orang takwa.
Karena tidak ada manusia yang steril dari dosa, maka Allah membuka pintu maghfirah atau ampunannya setiap saat. Dan Allah pasti memberikan pengampunan pada hamba-hamba-Nya yang memohon ampun atau bertobat dengan sungguh-sungguh (QS Attahrim [66]: 8). “ Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.” Semoga kita semua menjadi orang-orang yang mendapat ampunanNya. Amin

Jumat, 03 April 2009

keadaan

Menangis & Tangisan
Sayyidina Ali R.A. berkata :“menangis itu ada tiga macam, yaitu (1) menangis karena takut akan siksa Allah SWT, (2) menangis karena takut akan murka Allah SWT, (3) menangis karena takut terputus dari rahmat Allah SWT.Tangisan pertama dapat menghapus segala macam bentuk dosa.Tangisan kedua dapat membersihkan aneka macam aib.Tangisan ketiga akan mendekatkan diri kepada ridha Allah.Buah dari dihapusnya segala macam bentuk dosa adalah diselamatkan dari segala bentuk siksaan.Buah dari dibersihkannya dari aneka macam aib adalah memperoleh kenikmatan abadi dan derajat yang tinggi.Buah dari kedekatan dengan ridha Allah adalah memperoleh kegembiraan dari Allah dengan mendapatkan keridhaanNya dan bisa melihat Dzat Allah secara langsung, mendapat kunjungan kehormatan dari malaikat, dan berlimpahnya balasan baik yang akan diterima.”
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-No Derivative Works 3.0 Unported License
Posted by Fitri K DJuwono at 6:03 PM 0 comments
Monday, June 25, 2007
Tertawa & Berkelakar
Rasulullah SAW bersabda : “jauhilah olehmu banyak tertawa, sebab sesungguhnya banyak tertawa itu dapat mematikan hati dan bisa menghilangkan wibawa.” [diriwayatkan dari Abu Dzar RA]“Berkelakar itu merupakan makar setan yang akan mencelakakan sedikit demi sedikit dan merupakan tipuan hawa nafsu.”Umar bin Abdul Aziz berkata “Janganlah kalian banyak humor, karena banyak humor itu adalah suatu ketololan yang bisa melahirkan dendam dan bisa menjadikan hati keras.”Al Mawardi mengatakan dalam bait-bait syairnya :Berkelakar itu awalnya manisTetapi berakhir dengan permusuhan yang sengitOrang yang terhormat akan menghindarinyaTetapi orang yang hina menyukainya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-No Derivative Works 3.0 Unported License

Posted by Fitri K DJuwono at 7:38 PM 0 comments
Sunday, June 24, 2007
Agar Ilmu BerManFaaT
Diceritakan dalam suatu riwayat bahwa dahulu kala pada masa kaum Bani Israil terdapat seorang lelaki yang memiliki 80 peti penuh dengan kitab-kitab ilmu yang telah dibacanya. Namun ia tidak beroleh manfaat dari ilmunya itu.Allah SWT pun Menurunkan wahyu kepada NabiNya untuk menyampaikan kepada lelaki itu :“Meskipun engkau mengumpulkan ilmu yang banyak, niscaya ilmu itu tidak akan memberi manfaat bagimu, kecuali jika engkau mengerjakan tiga perkara, yaitu :PerTaMaJangan engkau mencintai dunia, karena dunia bukan tempat orang-orang beriman menerima pahalaNya.KeDuAJangan engkau berteman dengan setan, karena setan bukan teman orang-orang yang beriman.KeTiGaJangan mengganggu seseorang, karena mengganggu orang lain bukanlah pekerjaan orang-orang yang beriman."
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-No Derivative Works 3.0 Unported License
Posted by Fitri K DJuwono at 7:25 PM 0 comments
Waspadai Diri Sejak Pagi Hari
Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa beliau pernah bersabda :Barang siapa di pagi hari mengeluhkan kesulitan hidupnya [kepada orang lain], berarti seakan-akan dia mengeluhkan Rabb-nya.Barang siapa di pagi hari bersedih karena urusan duniawinya, berarti sungguh di pagi itu dia tidak puas dengan ketetapan Allah SWT.Barang siapa menghormati seseorang karena kekayaannya, sungguh telah lenyaplah sepertiga agamanya.Melakukan pengaduan atas nasib buruk yang dialami seseorang kepada orang lain adalah pertanda tidak ridha atas bagian yang telah diberikan oleh Allah SWT. Diri tidaklah diperkenankan melakukan pengaduan itu, kecuali hanya kepada Allah SWT, sebab pengaduan kepada Allah SWT termasuk do'a.Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat dari Abdullah bin Mas'ud RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Maukah aku ajarkan kepada kalian beberapa kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Nabi Musa AS ketika menyeberangi lautan bersama Bani Israil ?. Kami [para sahabat] menjawab : tentu saja kamu mau, ya Rasulullah. Beliau bersabda : bacalah "Allahumma lakal hamdu wa ilaikan musytakaa, wa antal musta'aan, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'Aliyyil 'Azhiim" [ya Allah, segala puji hanya bagiMu, hanya kepadaMu-lah kami mengadu, dan hanya kepadaMu-lah kami memohon pertolongan. Tiada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung].Orang yang di pagi hari bersedih karena urusan duniawi dikatakan telah membenci Rabb-nya, sebab hal ini mencerminkan bahwa dia tidak ridha dengan qadha' Allah, tidak bersabat atas cobaanNya, dan tidak beriman dengan qadarNya. Padahal semua yang terjadi di dunia ini adalah atas qadha' dan qadar Allah SWT.Seseorang dilarang memuliakan orang lain karena hartanya, sebab menurut syari'at, orang hanya boleh memuliakan orang lain karena keshalihan dan ilmunya. Orang yang memuliakan harta di atas segala-galanya berarti telah menghinakan ilmu dan keshalihan.Syeikh Abdul Qadir Al Jaelani, semoga Allah Mensucikan Rahasianya, berkata dalam pesannya :"Seorang mukmin tidak boleh lepas dari tiga hal berikut :1. Melaksanakan perintah Allah SWT;2. Menjauhi larangan Allah SWT;3. Menerima qadha' dan qadar."

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-No Derivative Works 3.0 Unported License
Posted by Fitri K DJuwono at 6:50 PM 0 comments
Kerugian Yang Nyata
Seorang penyair berkata :Wahai orang yang sibuk dengan dunia,Sungguh ia telah tertipu oleh panjangnya angan-anganAtau selalu berada dalam kelalaianHingga ajal mendekatinyaKematian itu datang tanpa pemberitahuanBalasan amal perbuatan menanti di alam kuburBersabarlah dalam menghadapi kesusahan duniaSebab tiada kematian kecuali jika ajalnyaRasulullah SAW bersabda :Menjauhi kesenangan duniawi lebih pahit rasanya daripada pahitnya bratawali dan lebih menyakitakan daripada sabetan pedang di medan peperangan. Tiada seorangpun yang menjauhinya, melainkan dianugerahi oleh Allah SWT pahala yang sama seperti yang diberikanNya kepada para syuhada. Cara menjauhi kesenangan duniawi adalah dengan sedikit makan dan tidak terlalu kenyang serta tidak suka dipuji orang.Barang siapa yang suka dipuji orang berarti dia menyukai dunia dan kesenangannya. Oleh karena itu, barang siapa yang ingin meraih kesenangan yang hakiki hendaklah menjauhi keduniawian dan pujian orang lain.Barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya. Maka Allah SWT akan membuat baik semua urusannya, menjadikan kekayaannya ada di hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dengan mudah.Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah SWT akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran ada di depan matanya, dan dunia tidak akan datang kepadanya, kecuali sebatas yang ditentukan.[HR Dailami]

tassawuf 2

Hakikat dan Sejarah Tasawuf


Hakikat Tasawuf Seringkali tasawuf dituduh sebagai ajaran sesat. Tasawuf dipersepsikan sebagai ajaran yang lahir dari rahim non Islam. Ia adalah ritual keagamaan yang diambil dari tradisi Kristen, Hindu dan Brahmana. Bahkan gerakan sufi, diidentikan dengan kemalasan bekerja dan berfikir. Betulkah?
Untuk menilai apakah satu ajaran tidak Islami dan dianggap sebagai terkena infiltrasi budaya asing tidak cukup hanya karena ada kesamaan istilah atau ditemukannya beberapa kemiripan dalam laku ritual dengan tradisi agama lain atau karena ajaran itu muncul belakangan, paska Nabi dan para shahabat. Perlu analisis yang lebih sabar, mendalam, dan objektif. Tidak bisa hanya dinilai dari kulitnya saja, tapi harus masuk ke substansi materi dan motif awalnya.
Tasawuf pada mulanya dimaksudkan sebagai tarbiyah akhlak-ruhani: mengamalkan akhlak mulia, dan meninggalkan setiap perilaku tercela. Atau sederhananya, ilmu untuk membersihkan jiwa dan menghaluskan budi pekerti. Demikian Imam Junaid, Syeikh Zakaria al-Anshari mendefiniskan.
Kenapa gerakan tasawuf baru muncul paska era Shahabat dan Tabi\'in? Kenapa tidak muncul pada masa Nabi? Jawabnya, saat itu kondisinya tidak membutuhkan tasawuf. Perilaku umat masih sangat stabil. Sisi akal, jasmani dan ruhani yang menjadi garapan Islam masih dijalankan secara seimbang. Cara pandang hidupnya jauh dari budaya pragmatisme, materialisme dan hedonisme.
Khaliq
Imam Ghazali dalam an-Nusrah an-Nabawiahnya mengatakan bahwa mendalami dunia tasawuf itu penting sekali. Karena, selain Nabi, tidak ada satupun manusia yang bisa lepas dari penyakit hati seperti riya, dengki, hasud dll. Dan, dalam pandangannya, tasawuf lah yang bisa mengobati penyakit hati itu. Karena, tasawuf konsentrasi pada tiga hal dimana ketiga-tiganya sangat dianjurkan oleh al-Qur\'an al-karim. Pertama, selalu melakukan kontrol diri, muraqabah dan muhasabah. Kedua, selalu berdzikir dan mengingat Allah Swt. Ketiga, menanamkan sifat zuhud, cinta damai, jujur,sabar, syukur, tawakal, dermawan dan ikhlas.
Demi objektifitas, menilai apakah tasawuf melenceng dari ajaran Islam apa tidak, kita harus melewati beberapa kriteria di bawah ini. Dengan kriteria ini secara otomatis kita bisa mengukur hakikat tasawuf.
Kedua, Menilai secara objektif, jauh dari sifat tendensius dan menggenalisir masalah.
Misalnya dalam dunia sufi dikenal istilah zuhud. Kemudian orang sering salah mengartikan bahwa zuhud adalah benci segala hal duniawi. Zuhud identik dengan malas kerja, dst. Padahal kalau kita teliti dengan sedikit kesabaran tentang apa itu arti zuhud yang dimaksud para sufi, maka kita akan menemukan bahwa zuhud yang dimaksud tidak seperti persepsi di atas. Abu Thalib al-Maki, seorang tokoh sufi, misalnya, punya pandangan bahwa bekerja dan memiliki harta sama sekali tidak mengurangi arti zuhud dan tawakal.
Kenyataan di atas sama sekali tidak berarti mau mengatakan bahwa sejarah sufi, putih bersih. Ada masa-masa dimana sufi atau oknum kaum sufi melenceng dari hakikat ajaran Islam, terutama setelah berkembangnya tasawuf falsafi.
Terjebak pada pola pandang jabariah
· Setelah mengetahui hakikat ajaran tasawuf di atas jelaslah bahwa ajaran tasawuf, adalah bagian dari kekayaan khazanah Islam. Ia bukanlah aliran sesat. Bahwa ada penyimpang oknum atau lembaga sufi itu tidak berarti tasawuf secara keseluruhan jelek dan sesat. Kita jangan sekali-kali terjebak apada generalisir masalah. Karena sejatinya, tokoh-tokoh sufi berpendapat ajaran tasawuf harus bersendikan al-Qur\'an dan Hadis. Diluar itu ditolak!

nabi khidir

Kisah Nabi Allah Khidir )Biarpun tidak disebut dalam al-Quran, Nabi Khidir menjadi sebutan umat Islam sejak zaman berzaman, malah ada juga yang percaya beliau masih hidup sehingga sekarang. Siapakah sebenarnya Nabi Khidir sehingga dianggap sedemikian rupa?, Sedangkan 25 orang Rasul yang dinyatakan Allah secara qatie (putus) didalam Al-Quran semuanya telah wafat kecuali Nabi Isa. Kita wajib percaya ujutnya Nabi Khidir sebab didalam Al-Quran dan Hadis begitu jelas menerangkan , tapi kalau kita kata baginda masih hidup itu tidak dapat kita terima. Apa perlunya Nabi Khidir dihidupkan sedangkan jujungan besar kita Nabi Muhamad s.a.w diwafatkan oleh Allah. Malah Nabi Isa juga sebenarnya diwafatkan Allah, Cuma caranya berlainan yaitu roh dan jasadnya diangkat kelangit. Didalam Al-Quran ada menceritakan pertemuan Nabi Musa dengan lelaki soleh yang disebut sebagai hamba-Nya yang diajarkan ilmu laduni. Nabi Musa berguru beberapa ketika dengannya sebelum meneruskan dakwah baginda keatas kaum Bani Israel. Lelaki itulah diyakini para ulama tafsir seperti Ibnu Abas, Ibnu Kathir dan Al-Tabari sebagai Nabi Khidir.
Dalam bahasa Arab Khidir bermaksud hijau. Berdasarkan dalil Al-Quran Nabi Khidir diujutkan semasa zaman Nabi Musa, pada suatu ketika Nabi Musa berdakwah kepada kaumnya tentang ajaran Allah, selesai Baginda berucap, bangkitlah seorang lelaki lalu bertanya, " Wahai Musa! Siapakah manusia yang paling pandai?" dengan pantas Nabi Musa menjawab "Aku!", Lelaki itu bertanya lagi "Adakah pernah kau tau, ada orang lebih berilmu daripada kau!" "Tidak!" jawab Nabi Musa. Tetapi jawapan Nabi Musa segera ditegur Allah kerana ucapannya itu tercermin riak kesombongan. Lantas Allah menurunkan Wahyu menyatakan ada lagi seorang hamba-Nya yang lebih berilmu (Sahih Bukhari, Hadis ke 72). Insaf dengan teguran Allah itu, Bersama seorang pengikutnya, Yusak Bin Nuh, Nabi Musa bermusafir mencari lelaki soleh tersebut hingga menemuinya disatu tempat dimana bertemunya dua lautan. (Surah al-Khafi:60-82). Dikatakan tempat itu ialah dipertemuan Teluk Suez dengan Teluk Akabah dilautan Merah. Ini karana disitulah lokasi peredaran sejarah kehidupan Bani Israel yang dipanggil Daratan Sinai setelah mereka keluar dari bumi Mesir. Sebagai Pesuruh Allah Nabi Musa memiliki ketinggian ilmu sehingga baginda dapat menghadapi kezaliman dan keangkuhan Firaun, Haman dan Qarun. Malah Baginda juga berhadapan perbagai kerenah Bani Israel sehingga dikurniakan Mukjizat yang hebat seperti boleh membelah lautan, Tongkat menjadi ular dan diturunkan makanan dari langit. Kata-kata Nabi Musa itu telah dicelah Allah dan mengutuskan Nabi Khidir untuk menyedarkan Baginda bahawa masih terdapat hamba-Nya yang lebih berilmu. Nabi Khidir adalah seorang yang Soleh yang berperanan menyebarkan risalah Allah kepada orang disekitarnya.
Tetapi Nabi Khidir tidak diutuskan seperti Nabi-Nabi lain yang bertaraf Rasul. Nabi Khidir ditugaskan membimbing Nabi Musa yang hidup dizamannya, sebagaimana kita sekarang wajib menyampaikan dakwah kepada orang lain disekeliling kita. Baginda tidak dikurniakan Mukjizat seperti Nabi Musa sebaliknya diajarkan ilmu secara Laduni. Hal ini turut dimiliki Para Wali Allah dan Alim Ulama yang dianugerahkan Allah Ilmu Makrifat serta Kasyaf. Golongan ini selalunya berhati-hati daripada mendabik dada dengan Ilmu yang mereka miliki. Sifat Warak dan merendah diri pada Baginda inilah yang diamalkan oleh Wali Allah sehingga orang ramai menyebut-nyebut namanya sampai kehari ini. Biarpun ada golongan Sufi mendakwa ada bertemu malah bersahabat dengan Nabi Khidir, Tetapi sebenarnya yang ujut adalah semangat kewarakan Baginda, Seperti Syiekh Kadir Jailani, namanya sentiasa disebut-sebut walaupun telah wafat ribuan tahun yang lampau. Begitu juga orang yang mati syahid seperti Para Sahabat Rasulullah, Al-Quran sendiri menyebut mereka ini tidak mati walaupun hakikatnya jasad mereka telah disemadikan. Oleh itu marilah kita ambil jalan tengah, Setiap manusia itu pasti mati, Begitu juga Nabi Khidir, memikirkan sama ada Nabi Khidir masih hidup atau tidak adalah lebih baik kita menanamkan sifat Nabi Khidir dalam diri kita. Ini kerana bukan saja Nabi Musa mesti mencari Khidir untuk menambah ilmu malah sesiapa saja perlu mencari Khidir. Orang yang mempunyai watak seperti Khidir memang sukar ditemui. Namun kita sering ditemui orang alim yang bertutur penuh hikmah dan kejernihan buah fikirannya dapat dijadikan pedoman hidup. Dipandang dari satu segi dikata ujut ramai Khidir dan dia tidak mati melainkan sentiasa silih berganti. Marilah kita amalkan semangat Nabi Khidir dalam menyebarkan ilmu tanpa sifat angkuh dan sombong. Insyaalah!!.

makrifat

Belajar Makrifat apa menjalani ma’rifat ??? (3)
untuk apa belajar lama-lama tentang ilmu hakikat makrifat kalau semua tinggal dijalani. mengenal Allah tidak diperlukan kenal seperti kenalnya para aulia atau para nabi… ya kenalnya semampu kita kenal dengan Allah. yang sedikit yang sederhana kita kenal dengan Allah itulah yang kita gunakan kita pake kita jalani. contoh kalau kita mau ke pasar atau ke suatu tempat yang mungkin agak jauh… kita hanya punya sepeda motor untuk menjangkaunya.. ya sudah tinggal tancap gas saja pergi berjalan ,.. kenapa kita harus nunggu punya mobil ya kelamaan wong punya kita cuma motor, lain dengan yang sudah mobil … namun belum tentu juga .. bahwa yang punya mobil dipakai untuk berjalan menuju ke Allah.. bisajadi kan dia berilmu makrifat tinggi tapi tidak dipakai untuk hidup keseharian. allahpun tidak melihat ilmu kita atau alat yang kita pakai kok, tapi Allah melihat kesungguhan kita dalam menuju kepada Nya.
mungkin kita ragu untuk segera berjalan ke Allah karena takut tersesat.. yang menyesatkan sebenarnya adalah pikiran kita sendiri yang menganggap bahwa kita akan tersesat. jadi sugesti tersesat itu sebenarnya yang akan menyesatkan kita sendiri, bukan jin dan bukan syetan (kasihan dia selalu di kambing hitamkan).
saya katakan lebih ekstrim lagi bahwa menjalani makrifat tidak perlu menggunakan ilmu, jadi untuk apa belajar makrifat… malah jika terlalu banyak belajar makrifat malah bisa bikin pusing.. coba ikuti saja diskusi diskusi di milis milis yang membicarakan masalah makrifat saya jamin tambah bingung dan tambah bingung. mereka bicara ilmu makrifat bukan perjalanan makrifat. makrifat kalau ditulis malah nggak keluar tulisannya. Apanya yang ditulis kalau akhirnya mentog pada ketiadaan. orang bicara makrifat pasti sesuai dengan persepsi nya sendiri dan sesuai dengan pengalaman emosional yang dialami. sehingga dalam mempelajari ilmu makrifat akan sangat banyak versi. contohnya saja kiat belajar makrifat dari Ust Abu Sangkan dengan para ahli tarekat akan sangat berbeda kalau pak tidak mengenal wasilah (perantara) tapi jika para ahli tarekat sangat tergentung pada wasilah dalam berjalan menuju ke allah. mana yang benar? saya kira semua mnemiliki dasar pengalaman sendiri sendiri dan hal ini tidak perlu diberdebatkan lagi.
Apa yang terjadi saat ini merupakan cerminan dari “pembelajaran ilmu makrifat yang salah” kenapa salah ya salah karena orang jadi awang awangen untuk belajar makrifat karena berbelit belit dan sulit. akhirnya mereka pun mengatakan jangan belajar makrifat kalau masih muda, nanti saja kalau sudah tua.. ini suatu kesalahan fatal yang harus kita perjuangkan. kenapa mengenal Allah nunggu tua??!.
mengenal Allah ini lintas ilmu, orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu memiliki kesempatan yang sama untuk mengenal Allah. ada sedikit kecenderungan egoisme dari para ahli ilmu agama bahwa makrifat merupakan pelajaran universitas… jadi adakecenderugan untuk membeda bedakan kasta… yang kasta tak berilmu tidak boleh mempelajari ilmu ini , yang kasta santri atau kyai boleh mempelajari ilmu ini. ini adalah suatu pembodohan yang menyesatkan, lagi lagi egoisme menimbulkan kerusakan.
mungkin tulisan ini agak keras.. maaf.. namun hal ini sekedar penyemangat saja bagi sahabat sahabat seperjuangan termasuk juga kepada mas Musahfiq yang menyampaikan keluhan nya (baca komentar), untuk selalu menjalni makrifat bukan belajar makrifat. jangan bangga dengan ilmu yang dimiliki tapi banggalah jika kita bisa selalu bersama allah dalam keseharian kita.
Ditulis dalam makrifat

hati

Macam-Macam Hati BMACAM-MACAM HATIHati itu bisa hidup dan bisa mati. Sehubungan dengan itu, hati dapat dikelompokkan menjadi:[1]. Hati yang sehat[2]. Hati yang mati[3]. Hati yang sakitHati yang sehat adalah hati yang selamat. Pada hari kiamat nanti, barangsiapa menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa membawanya tidak akan selamat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:"Artinya : Adalah hari yang mana harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat." [Asy-Syu'ara : 88-89]Hati yang selamat didefinisikan sebagai hati yang terbebas dari setiap syahwat, keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dari setiap syubhat, ketidakjelasan yang menyeleweng dari kebenaran. Hati ini selamat dari beribadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala dan berhukum kepada selain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam . Ubudiyahnya murni kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala . Iradahnya, mahabbahnya, inabahnya, ikhbatnya, khasyyahnya, roja'nya, dan amalnya, semuanya lillah, karenaNya. Jika ia mencintai, membenci, memberi, dan menahan diri, semuanya karena Allah Subhanahu wa Ta'ala . Ini saja tidak dirasa cukup. Sehingga ia benar-benar terbebas dari sikap tunduk dan berhukum kepada selain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Hatinya telah terikat kepadanya dengan ikatan yang kuat untuk menjadikannya sebagai satu-satunya panutan, dalam perkataan dan perbuatan. Ia tidak akan berani bersikap lancang, mendahuluinya dalam hal aqidah, perkataan atau pun perbuatan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman."Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, Janganlah kalian bersikap lancing (mendahului) Allah dan RasulNya, dan bertaqwalah kepada Allah Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [Al-Hujurat : 1]Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal siapa Rabbnya. Ia tidak beribadah kepadaNya dengan menjalankan perintahNya atau menghadirkan sesuatu yang dicintai dan diridlaiNya. Hati model ini selalu berjalan bersama hawa nafsu dan kenikmatan duniawi, walaupun itu dibenci dan dimurkai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala . Ia tidak peduli dengan keridlaan atau kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta'ala . Baginya, yang penting adalah memenuhi keinginan hawa nafsu. Ia menghamba kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala . Jika ia mencinta, membenci, memberi, dan menahan diri, semuanya karena hawa nafsu. Hawa nafsu telah menguasainya dan lebih ia cintai daripada keridlaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hawa nafsu telah menjadi pemimpin dan pengendali baginya. Kebodohan adalah sopirnya, dan kelalaian adalah kendaraan baginya. Seluruh pikirannya dicurahkan untuk menggapai target-target duniawi. Ia diseru kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan negeri akhirat, tetapi ia berada di tempat yang jauh sehingga ia tidak menyambutnya. Bahkan ia mengikuti setiap setan yang sesat. Hawa nafsu telah menjadikannya tuli dan buta selain kepada kebatilan.[1]. Bergaul dengan orang yang hatinya mati ini adalah penyakit, berteman dengannya adalah racun, dan bermajlis dengan mereka adalah bencana.Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat. Kadang-kadang ia cenderung kepada 'kehidupan', dan kadang-kadang pula cenderung kepada 'penyakit'. Padanya ada kecintaan, keimanan, keikhlasan, dan tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala , yang merupakan sumber kehidupannya. Padanya pula ada kecintaan dan ketamakan terhadap syahwat, hasad [2], kibr [3], dan sifat ujub, yang merupakan sumber bencana dan kehancurannya. Ia ada diantara dua penyeru; penyeru kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan hari akhir, dan penyeru kepada kehidupan duniawi. Seruan yang akan disambutnya adalah seruan yang paling dekat, paling akrab.Demikianlah, hati yang pertama adalah hati yang hidup, khusyu', tawadlu', lembut dan selalu berjaga. Hati yang kedua adalah hati yang gersang dan mati, Hati yang ketiga adalah hati yang sakit, kadang-kadang
Kamis, 11 Maret 2004 22:37:30 WI dekat kepada keselamatan dan kadang-kadang dekat kepada kebinasaan.

macam2 hati

Macam-Macam Hati BMACAM-MACAM HATIHati itu bisa hidup dan bisa mati. Sehubungan dengan itu, hati dapat dikelompokkan menjadi:[1]. Hati yang sehat[2]. Hati yang mati[3]. Hati yang sakitHati yang sehat adalah hati yang selamat. Pada hari kiamat nanti, barangsiapa menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa membawanya tidak akan selamat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:"Artinya : Adalah hari yang mana harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat." [Asy-Syu'ara : 88-89]Hati yang selamat didefinisikan sebagai hati yang terbebas dari setiap syahwat, keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dari setiap syubhat, ketidakjelasan yang menyeleweng dari kebenaran. Hati ini selamat dari beribadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala dan berhukum kepada selain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam . Ubudiyahnya murni kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala . Iradahnya, mahabbahnya, inabahnya, ikhbatnya, khasyyahnya, roja'nya, dan amalnya, semuanya lillah, karenaNya. Jika ia mencintai, membenci, memberi, dan menahan diri, semuanya karena Allah Subhanahu wa Ta'ala . Ini saja tidak dirasa cukup. Sehingga ia benar-benar terbebas dari sikap tunduk dan berhukum kepada selain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Hatinya telah terikat kepadanya dengan ikatan yang kuat untuk menjadikannya sebagai satu-satunya panutan, dalam perkataan dan perbuatan. Ia tidak akan berani bersikap lancang, mendahuluinya dalam hal aqidah, perkataan atau pun perbuatan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman."Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, Janganlah kalian bersikap lancing (mendahului) Allah dan RasulNya, dan bertaqwalah kepada Allah Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [Al-Hujurat : 1]Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal siapa Rabbnya. Ia tidak beribadah kepadaNya dengan menjalankan perintahNya atau menghadirkan sesuatu yang dicintai dan diridlaiNya. Hati model ini selalu berjalan bersama hawa nafsu dan kenikmatan duniawi, walaupun itu dibenci dan dimurkai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala . Ia tidak peduli dengan keridlaan atau kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta'ala . Baginya, yang penting adalah memenuhi keinginan hawa nafsu. Ia menghamba kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala . Jika ia mencinta, membenci, memberi, dan menahan diri, semuanya karena hawa nafsu. Hawa nafsu telah menguasainya dan lebih ia cintai daripada keridlaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hawa nafsu telah menjadi pemimpin dan pengendali baginya. Kebodohan adalah sopirnya, dan kelalaian adalah kendaraan baginya. Seluruh pikirannya dicurahkan untuk menggapai target-target duniawi. Ia diseru kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan negeri akhirat, tetapi ia berada di tempat yang jauh sehingga ia tidak menyambutnya. Bahkan ia mengikuti setiap setan yang sesat. Hawa nafsu telah menjadikannya tuli dan buta selain kepada kebatilan.[1]. Bergaul dengan orang yang hatinya mati ini adalah penyakit, berteman dengannya adalah racun, dan bermajlis dengan mereka adalah bencana.Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat. Kadang-kadang ia cenderung kepada 'kehidupan', dan kadang-kadang pula cenderung kepada 'penyakit'. Padanya ada kecintaan, keimanan, keikhlasan, dan tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala , yang merupakan sumber kehidupannya. Padanya pula ada kecintaan dan ketamakan terhadap syahwat, hasad [2], kibr [3], dan sifat ujub, yang merupakan sumber bencana dan kehancurannya. Ia ada diantara dua penyeru; penyeru kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan hari akhir, dan penyeru kepada kehidupan duniawi. Seruan yang akan disambutnya adalah seruan yang paling dekat, paling akrab.Demikianlah, hati yang pertama adalah hati yang hidup, khusyu', tawadlu', lembut dan selalu berjaga. Hati yang kedua adalah hati yang gersang dan mati, Hati yang ketiga adalah hati yang sakit, kadang-kadang
Kamis, 11 Maret 2004 22:37:30 WI dekat kepada keselamatan dan kadang-kadang dekat kepada kebinasaan.

hakekat

HAKEKAT SEMBAHYANG :
Berdiri menyaksikan diri sendiri, kita bersaksi dengan diri kita sendiri, bahwa tiada yang nyata pada diri kita… hanya diri bathin (Allah) dan diri zahir kita (Muhammad) adalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah SWT.
Hal ini terkandung dalam surat Al-Fatehah yaitu :
Alhamdu (Alif, Lam, Ha, Mim, Dal)
Kalimat alhamdu ini diterima ketika rasulullah isra’ dan mi’raj dan mengambil pengertian akan hakekat manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Yaitu : Adam AS. Tatkala Roh (diri bathin) Adam AS. Sampai ketahap dada, Adam AS pun bersin dan berkata alhamdulillah artinya : segala puji bagi Allah
Apa yang di puji…. Adalah : zat (Allah) , Sifat (Muhammad), Asma’ (Adam) dan Af’al (Manusia):
Jadi sembahyang itu bukan sekali-kali berarti :
Menyembah, tapi suatu istiadat penyaksian diri sendiri dan sesungguhnya tiada diri kita itu adalah diri Allah semata.Kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah SWT. Dan tiada sesuatu pada diri kita hanya rahasia Allah semata serta.. tiada sesuatu yang kita punya : kecuali Hak Allah semata.
Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Ahzab 72 Inna ‘aradnal amanata ‘alas samawati wal ardi wal jibal. Fa abaina anyah milnaha wa’asfakna minha wahamalahal insanu.
Artinya :
“sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka enggan menerimannya (memikulnya) karena merasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya”
Dan karena firman Allah inilah kita mengucap :
“Asyahadualla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”
Yang berarti :
Kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita sendiri hanya Allah Semata dengan tubuh zahir kita sebagai tempat menanggung rahasia Allah dan akan menjaganya sampai dengan tanggal yang telah ditentukan.
Manusia akan berguna disisi Allah jika ia dapat menjaga amanah Rahasia Allah dan berusaha mengenal dirinya sendiri.
Karena bila manusia dapat mengenal dirinya, maka dengan itu pulalah ia dapat mengenal Allah.
Hadits Qudsi….
“MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU”
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Allah
ALIF ITU ARTINYA : NIAT SEMBAHYANG
LAM ITU ARTINYA : BERDIRI
HA ITU ARTINYA : RUKU’
MIM ITU ARTINYA : DUDUK
Perkataan pertama dalam sembahyang itu adalah : Allahu Akbar (Allah Maha Besar) Perkata ini diambil dari peringatan ketika sempurnanya roh diri Rahasia Allah itu dimasukkan kedalam tubuh Adam AS. Adam AS. Pun berusaha berdiri sambil menyaksikan keindahan tubuhnya dan berkata : Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
Dalam sembahyang harus memenuhi 3 syarat :
1. Fiqli (perbuatan)
2. Qauli (bacaan)
3. Qalbi (Hati atau roh atau qalbu)
Mengapa kita sembahyang sehari semalam 17 rakaat :
Adalah mengambil pengertian sebagai berikut :
Hawa, Adam, Muhammad, Allah dan Ah
1. Ah Itu Menandakan Sembahyang SubuhRakaat Yaitu Zat Dan Sifat
2. Allah Itu Menandakan Sembahyang ZohorRakaat Yaitu : Wujud, Alam, Nur Dan Shahadat.
3. Muhammad Itu Menandakan Sembahyang AsarRakaat Yaitu : Tanah, Air, Api, Dan Angin
4. Adam Itu Menandakan Sembahyang MaghribRakaat Yaitu : Ahda, Wahda, Dan Wahdia
5. Hawa Itu Menandakan Sembahyang IsyaRakaat Yaitu : Mani’, Manikam, Madi, Dan Di
MENGAPA KITA SEMBAHYANG SEHARI SEMALAM 17 RAKAAT :

Adalah mengambil pengertian sebagai berikut :Hawa, Adam, Muhammad, Allah dan Ah ( )1. AH ( ) itu menandakan sembahyang subuh.......”2”rakaat yaitu…Zat dan Sifat2. ALLAH itu menandakan sembahyang Zohor “4” rakaat yaitu :Wujud,Alam,Nur dan Syahadat.3. MUHAMMAD itu menandakan sembahyang Asar “4” rakaat yaitu : Tanah,Air,Api dan Angin.4. Adam itu menandakan sembahyang Magrib “3” rakaat yaitu :Ahda,Wahda,dan Wahdia.5. HAWA itu menandakan sembahyang Isya “4” rakaat yaitu : Mani,Manikam,Madi dan DI.
MENGAPA KITA MENGUCAP DUA KALIMAH SYAHADAT 9 KALI DALAM 5 WAKTU SEMBAHYANG
Sebab diri bathin manusia mempunyai 9 wajah.
Dua kalimah syahadat pada :
1. Sembahyang SUBUH 1 kali itu memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIRUSIR (Rahasia didalam Rahasia)
2. Sembahyang ZOHOR 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIR dan AHDAH
3. Sembahyang ASAR 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat WAHDA dan WAHDIA
4. Sembahyang MAGHRIB 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat AHAD dan MUHAMMAD
5. Sembahyang ISYA 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat MUSTAFA dan MUHAMMAD
MENGAPA KITA HARUS BERNIAT DALAM SEMBAHYANG
Karena : niat itu merupakan kepala sembahyang.
Hakekat niat letaknya pada martabat alif dan ataupun kalbu manusia didalam sembahyang itu kita lapazkan didalam hati :
Niat sbb :
“aku hendak sembahyang menyaksikan diriku karena Allah semata-mata.”
Dalilnya :
1. LA SHALATAN ILLA BI HUDURIL QALBI Artinya : Tidak Sah Shalat Nya Kalau Tidak Hadir Hatinya (Qalbunya)
2. LAYASUL SHALAT ILLA BIN MA’RIFATULLAH Artinya : Tidak Syah Sholat Tanpa Mengenal Allah
3. WAKALBUL MU’MININ BAITULLAHArtinya : Jiwa Orang Mu’min Itu Rumahnya Allah
4. WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZArtinya : Aku (Allah) Lebih Dekat Dari Urat Nadi Lehermu
5. IN NAMAS SHALATU TAMAS KUNU TAWADU’UArtinya : Hubungan Antara Manusia Dengan Tuhannya Adalah Cinta. Cintailah Allah Yang Karena Allah Engkau Hidup Dan Kepada Allah Engkau Kembali. (H.R. Tarmizi)
6. AKI MIS SHALATA LI ZIKRIArtinya : Dirikan Shalat Untuk Mengingat Allah (QS. Taha : 145)
Sedangkan :
1. Al-Fatehah ialah merupakan tubuh sembahyang
2. Tahayat ialah merupakan hati sembahyang
3. Salam ialah merupakan kaki tangan sembahyan
HAKEKAT AL-FATEHA DALAM SHALAT
1. Membersihkan hati dari syirik kepada Allah SWT
2. Mengingat kita bahwa tubuh manusia itu mempunyai 7 lapis susunan jasad yaitu :
1. Bulu
2. Kulit
3. Daging
4. Darah
5. Tulang
6. Lemak
7. Lendir
3. 7 ayat dalam Al-Fatehah merupakan tawaf 7 kali keliling ka’bah.
HAKEKAT ALLAHU AKBAR DALAM SHALAT IALAH :

“Mengambil magna ucapan Nabi Adam AS. Ketika berdiri menyaksikan dirinya sendiri dan Nabi Adam AS. Mengucap kalimah Allahu Akbar.
Peristiwa ini merupakan tajali (perpindahan) diri rahasia Allah sehingga dapat di tanggung oleh manusia dengan 4 perkara yaitu :
1. Wujud 2. Ilmu 3. Nur 4. Syahadat
Perkataan Allah pada Allahu Akbar mengandung magna atau martabat zat sedangkan perkataan “Akbar” pada Allahu Akbar mengandung magna atau martabat : sifat.
Jadi zat dan sifat itu tidak boleh berpisah, zat dan sifat sama-sama saling puji memuji
DALAM SHALAT ITU JUGA MENGANDUNG HAKEKAT ZAKAT.
Hakekat zakat dalam shalat ialah :
Mengandung makna “ Pembersih hati “ dari pada syirik kepada Allah SWT.
“ Iiya Kanak Budu Wa Iiya Kanasta’in”
Hanya kepada Allah lah aku menyembah dan hanya kepada Allah lah aku mohon pertolongan
HAKEKAT PUASA DALAM SHALAT :

1. Tidak Boleh Makan Dan Minum
2. Mata Berpuasa
3. Telinga Berpuasa
4. Kulit Berpuasa
5. Hati Berpuasa

tassawuf

KEROHANIAN ISLAM DAN AHLI SUFI
Sufi adalah perkataan Arab – saf, yang bererti tulen. Alam batin sufi dipersucikan, menjadi tulen dan diterangi oleh cahaya makrifat, penyatuan dan keesaan.
Istilah sufi dikaitkan juga dengan bidang kerohanian mereka yang sentiasa berhubung dengan sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w yang dikenali sebagai ‘puak yang memakai baju bulu’. Saf, pakaian bulu yang kasar menggambarkan keadaan mereka yang miskin lagi hina. Kehidupan dunia di dalam kesempatan. Mereka berjimat cermat di dalam makanan, minuman dan lain-lain. Dalam buku ‘al-Majm’ ada dikatakan, “Apa yang terjadi kepada ahli suluk yang suci ialah pakaian dan kehidupan mereka sangat sederhana dan hina”. Walaupun mereka kelihatan tidak menarik secara keduniaan tetapi hikmah kebijaksanaan (makrifat) mereka ternyata pada sifat mereka yang lemah lembut dan halus, yang menjadikan mereka menarik kepada sesiapa yang mengenali mereka. Mereka menjadi contoh kepada alam manusia. Mereka berpandukan ilmu Ilahi. Pada pandangan Tuhan mereka berada pada martabat pertama kemanusiaan. Dalam pandangan mereka yang mencari Tuhan puak sufi ini kelihatan cantik walaupun pada zahirnya buruk. Mereka mesti dikenali dan berupaya mengenali, dan mereka dengan mesti dengan cara itu iaitu satu dan semua, kerana mereka semua berada pada makam keesaan dan mesti nyata sebagai satu.
Dalam bahasa Arab perkataan tasawwuf, kerohanian Islam, terdiri daripada empat huruf – ‘ta’, ‘sin’, ‘wau’ dan ‘pa’ (t,s,w,f). Huruf pertama, t, bermaksud taubat. Ini adalah langkah pertama perlu diambil pada jalan ini. Ia adalah seolah-olah dua langkah, satu zahir dan satu batin. Taubat zahir dalam perkataan, perbuatan dan perasaan, menjaga kehidupan agar bebas daripada dosa dan kesalahan dan cenderung untuk berbuat kebaikan dan ketaatan; meninggalkan keingkaran dan penentangan, mencari kesejahteraan dan kedamaian. Taubat batin dilakukan oleh hati. Penyucian hati daripada hawa nafsu duniawi yang huru hara dan hati bulat berazam mahu mencapai alam ketuhanan. Taubat – mengawasi kesalahan dan meninggalkannya, menyedari kebenaran dan berjuang ke arahnya – membawa seseorang kepada langkah kedua.
Langkah kedua ialah keadaan aman dan sejahtera, safa. Huruf ‘s’ adalah simbolnya. Dalam peringkat ini juga ada dua langkah perlu diambil. Pertama ialah ke arah kesucian di dalam hati dan kedua pula ke arah pusat hati. Hati yang tenang datang daripada hati yang bebas daripada kesusahan, keresahan yang disebabkan oleh masalah semua kebendaan ini, masalah makan, minum, tidur, perkataan yang sia-sia. Dunia ini seumpama tenaga tarikan bumi, menarik hati ke bawah, dan untuk membebaskan hati daripada masalah tersebut menyebabkan berlaku tekankan kepada hati. Di sana ada pula ikatan-ikatan – hawa nafsu dan kehendak, pemilikan, kasihkan keluarga dan anak-anak – yang mengikat hati seni kepada bumi dan menghalangnya terbang tinggi.
Cara membebaskan hati, bagi menyucikannya, adalah dengan mengingati Allah. Pada permulaan ingatkan ini berlaku secara luaran, dengan mengulangi nama-nama Tuhan, menyebutnya kuat-kuat sehingga kamu dan orang lain boleh mendengarnya. Apabila ingatkan kepada-Nya sudah berterusan ingatkan tersebut masuk ke dalam hati dan berlaku di dalam senyap. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang mukmin itu ialah mereka yang apabila disebut (nama) Allah, takutlah hati-hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah menambahkan lagi keimanan mereka, dan kepada Tuhan merekalah mereka kembali”. (Surah Anfaal, ayat 2).
Takutkan Allah dalam ayat tersebut bermaksud takut dan harap, hormat dan kasihkan Allah. Dengan ingatan dan ucapan nama-nama Allah hati menjadi jaga dari ketiduran dan kelalaian, menjadi suci bersih dan bersinar. Kemudian bentuk dan rupa dari alam ghaib menyata di dalam hati. Nabi s.a.w bersabda, “Ahli ilmu zahir mendatangi dan menerkam sesuatu dengan akal fikirannya sementara ahli ilmu batin sibuk membersihkan dan menggilap hati mereka”.
Kesejahteraan pada pusat rahsia bagi hati diperolehi dengan membersihkan hati daripada segala sesuatu dan menyediakannya untuk menerima Zat Allah semata-mata yang memenuhi ruang hati apabila hati sudah diperindahkan dengan kecintaan Allah. Alat pembersihannya ialah berterusan mengingati dan menyebut di dalam hati, dengan lidah rahsia akan kalimah tauhid “La ilaha illa Llah”. Bila hati dan pusat hati berada dalam suasana tenang dan damai maka peringkat kedua yang disimbolkan sebagai huruf ‘s’ selesai.
Huruf ketiga ‘w’ bermaksud wilayah, suasana kesucian dan keaslian pencinta-pencinta Allah dan sahabat-sahabat-Nya. Keadaan ini bergantung kepada kesucian batin. Allah menggambarkan sahabat-sahabat-Nya dengan firman-Nya: “Ketahuilah, sesungguhnya pembantu-pembantu Allah tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak mereka berdukacita. Bagi merekalah kegembiraan di penghidupan dunia dan akhirat…”. (Surah Yunus, ayat 62 – 64).
Seseorang yang di dalam kesucian menyedari sepenuhnya tentang Allah, mencintai-Nya fan berhubungan dengan-Nya. Hasilnya dia diperelokkan dengan peribadi, akhlak dan perangai yang terbaik. Ini merupakan hadiah suci yang dikurniakan kepada mereka. Nabi s.a.w bersabda, “Perhatikanlah akhlak yang mulia dan berbuatlah sesuai dengannya”. Dalam peringkat ini orang yang di dalam kesedaran tersebut meninggalkan sifat-sifat keduniaannya yang sementara dan kelihatanlah dia diliputi oleh sifat-sifat Ilahi yang suci. Dalam hadis Qudsi Allah berfirman: “Bila Aku kasihkan hamba-Ku, Aku menjadi pendengarannya, penglihatannya, percakapannya, pemegangnya dan perjalanannya”.
Keluarkan segala-galanya dari hati kamu dan biarkan Allah sahaja yang berada di sana. “Dan katakanlah telah datang kebenaran dan telah lenyap kepalsuan kerana sesungguhnya kepalsuan itu akan lenyap”. (Surah Bani Israil, ayat 81).
Bila kebenaran telah datang dan kepalsuan telah lenyap maka selesailah peringkat wilayah.
Huruf keempat ‘f’ bermakna fana, lenyap diri sendiri ke dalam ketiadaan. Diri yang palsu akan hancur dan hilang apabila sifat-sifat yang suci memasuki seseorang, dan apabila sifat-sifat serta keperibadian yang banyak menghalang tempatnya akan diganti oleh satu sahaja sifat keesaan.
Dalam kenyataan hakikat sentiasa hadir. Ia tidak hilang dan tidak juga berkurangan. Apa yang berlaku adalah orang yang beriman menyedari dan menjadi satu dengan yang menciptakannya. Dalam suasana berada dengan-Nya orang yang beriman memperolehi kurniaan-Nya; manusia yang sementara menemui kewujudan yang sebenar dengan menyedari rahsia abadi. “Semua akan binasa kecuali Wajah-Nya”. (Surah Qasas, ayat 88).
Cara untuk menyedari hakikat ini ialah melalui anugerah-Nya, dengan kehendak-Nya. Bila kamu berbuat kebaikan semata-mata kerana-Nya dan bersesuaian dengan kehendak-Nya kamu akan menjadi hampir dengan hakikat-Nya, Zat-Nya. Kemudian semua akan lenyap kecuali Yang Esa yang meredai dan yang Dia diredai, bersatu. Perbuatan baik adalah ibu yang melahirkan bayi kebenaran; kehidupan dalam kesedaran bagi manusia yang sebenar-benarnya. “Perkataan yang baik dan perbuatan yang baik naik kepada Allah”. (Surah Fatir, ayat 10). Jika seseorang berbuat sesuatu dan jika kewujudannya bukan untuk Allah sahaja maka dia mengadakan sekutu bagi Allah, dia meletakkan yang lain pada tempat Allah – dosa yang tidak diampunkan yang akan memusnahkannya, lambat atau cepat. Tetapi bila diri dan kepentingan diri fana seseorang itu mencapai peringkat bersatu dengan Allah. Allah menggambarkan makam tersebut: “Sesungguhnya orang-orang yang berbakti (adalah) dalam kebun-kebun dan (dekat) sungai-sungai. Di tempat duduk kebenaran, di sisi Raja Agung yang sangat berkuasa”. (Surah Qamar, ayat 54 & 55).
Tempat itu ialah tempat bagi hakikat yang penting, hakikat kepada hakikat-hakikat, tempat penyatuan dan keesaan. Ia adalah tempat yang disediakan untuk nabi-nabi, untuk mereka yang dikasihi oleh Allah, untuk para sahabat-Nya. Allah beserta orang-orang yang benar. Bila kewujudan bersatu dengan wujud yang abadi ia tidak boleh dipandang sebagai kewujudan yang terpisah. Bila semua ikatan keduniaan ditanggalkan dan seseorang itu dalam suasana kesatuan dengan Allah, dengan kebenaran (hakikat) Ilahi, dia menerima kesucian yang abadi, tidak akan tercemar lagi, dan masuk ke dalam golongan: “Mereka itu ahli syurga yang kekal di dalamnya”. (Surah A’raaf, ayat 42).
Mereka adalah: “Orang-orang yang beriman dan beramal salih”. (Surah A’raaf, ayat 42).
Bagaimanapun: “Kami tidak memberatkan satu diri melainkan sekadar kuasanya”. (Surah A’raaf, ayat 42). Tetapi seseorang memerlukan kesabaran yang kuat: “Dan Allah beserta orang yang sabar”. (Surah Anfaal, ayat 66).

ilmu hakekat

[M3B] Hakikat Haqqani 2 ( Seri Guru Ruhani Sejati 58)
arief daniMon, 27 Feb 2006 01:00:45 -0800 Hakikat Haqqani 2 Hakikat Sulthanul Awliya Syaikh Nazim Adil al-Haqqani Ditulis oleh Syaikh Adnan , Damascus 2001 ( Note Redaksi : Mawlana Syaikh Nazim saat ini berusia 84 th, tinggal di Lefke Cyprus dan juga di Damascus, beliau seorang Syaikhul Hadist, Syaikh al-Islam, Ulama Syariah dan Ulama Hakikat, Mursyid ke40 Naqsybandi Haqqani, Murid beliau tersebar di lima benua, untuk mengetahui lebih dalam silahkan akses ke portal www.mevlanasufi.blogspot.com ) PENGUASA LAUH MAHFUZ Grand Syaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) pernah mengatakan bahwa Lauh Mahfuz di setiap waktu dan zaman merupakan Wali yang mewakili Muhammad saw dan Allah SWT. Dan saat ini Mawlana Syaikh Nazim adalah Wali yang mewakili Allah SWT dan Nabi suci, untuk itu Lauh Mahfuz pada saat ini adalah Mawlana Syaikh Nazim. Seluruh Awliya memandang beliau dalam tingkatan ini sekarang. Pengetahuan yang berasal dari Lauh Mahfuz adalah benar berasal dari cahaya telapak tangan seorang Wali yang mewakili Nabi saw dan Allah SWT. Setiap kali Mawlana menyampaikan sohbet, beliau memandang pada Lauh Mahfuz. Beliau punya kebiasaan memandang sekilas ke atas sebelum memulai sohbet. Ini dikarenakan beliau membaca apa yang akan disampaikan dari Lauh Mahfuz. Mawlana mengatakan: “Saat aku shalat, aku melihat apa yang tertulis dalam Lauh Mahfuz yang ditujukan untukku surat Qur’an apa yang harus dibaca pada saat Sholat Luhur dan juga di setiap sholat. Aku tidak berjalan dari tempat ini ke sana tanpa melihat dan membaca apa yang tertera dalam Lauh Mahfuz. “ Mawlana-lah yang sekarang memberikan pada setiap Wali apa yang Allah SWT ingin berikan pada mereka dan juga pada setiap umat manusia sesuai yang tercantum pada Lauh Mahfuz. Beliau yang menuliskan bagi mereka pengetahuan yang berasal dari Allah SWT dan Nabi saw. Mawlana memberikan jawaban atas tiap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan Lauh Mahfuz. Mawlana mengatakan, ada banyak Lauh Mahfuz. Ada yang diperuntukkan bagi orang-orang, bagi ulama, dan bagi Awliya. Lalu ada yang diperuntukkan bagi Khaliphatullah dan sebuah Lauh Mahfuz bagi Nabi suci Saw. Mawlana mengatakan bahwa beliau mampu berbicara dari semua Lauh Mahfuz, karena beliau mencakup semua tingkatan. Ini dikarenakan Grand Syaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) memberikan rahasia Nabi Suci kepada Mawlana Syaikh Nazim. Mawlana Syaikh Nazim adalah wakil Allah SWT dan beliau memiliki rahasia ilahiah Nabi saw. Mawlana juga merupakan wakil Allah SWT dimana beliau ada di setiap sel di alam raya ini. Bagaimana tidak, sebagai wakil Tuhan, beliau ada dimana-mana, di setiap bintang dan di setiap bagian jagad raya. Mawlana Syaikh Nazim juga hadir dengan tubuh beliau di beberapa tempat dalam waktu yang bersamaan. Bayazid Bistami (Ral) (salah satu Grand Syaikh terbesar dalam Thariqat Naqshbandi ) suatu kali menjamakkan diri beliau sendiri dan dengan 24.000 tubuhnya, beliau shalat secara bersamaan di berbagai tempat. Masyarakat di berbagai desa, kota dan Negara menjadi saksi ketika beliau shalat Jumat. Sedangkan Mawlana Syaikh Nazim mampu menjamakkan diri beliau dalam hitungan antara 70.000 sampai 700.000 dengan menampakkan diri di berbagai tempat yang berbeda di saat yang bersamaan. Bayazid Bistami (Ral) hidup seribu tahun yang lalu sedangkan tajjali Mawlana Syaikh Nazim lebih kuat dan ampuh serta berharga karena beliau mempunyai rahasia-rahasia seluruh Grand Syaikh termasuk Bayazid Bistami (Ral) di dalam hatinya. Beliau juga memiliki rahasia seluruh Nabi termasuk Nabi saw dalam hatinya. Beliau adalah Awliya paling hebat dalam jajaran Awliya Nabi saw pada akhir zaman ini. Mawlana Syaikh Nazim tidak hanya di bumi kita namun juga di berbagai tempat yang tidak berhubungan sama sekali dengan bumi ini. Beliau hadir bersama kita, dan juga di berbagai tempat dalam waktu yang bersamaan. Sebagai contoh, ada sebuah pegunungan yang bernama Qaf, pegunungan ini tidak ada hubungannya dengan bumi. Berbagai Awliya dengan maqam-maqam tinggi ada di gunung ini. Mawlana merupakan imam mereka tiap menunaikan shalat jumat. Tiap Mawlana menyampaikan sohbet bagi para pengikutnya, maka beliaupun menyampaikan sohbet yang sama di pegunungan Qaf bagi para Awliya disana. Sohbet ini bukan hanya bagi mereka yang mendengarkan beliau saat itu, namun bagi siapapun yang telah saling berhubungan dengan Mawlana pada Hari Perjanjian dan telah ditakdirkan untuk mendengar sohbet tersebut. Ketika Mawlana Syaikh Nazim menyampaikan sohbet, maka hal itu tidak dimaksudkan untuk kalangan tertentu saja, namun bagi seluruh umat dari timur sampai barat. Sohbet beliau adalah bagi para Awliya dan bagi hati-hati semua umat di seluruh alam raya saat ini. Ini karena mereka semua membutuhkan rahasia Quran sampai datangnya Sayyidina Mahdi (as) yang akan datang tak beberapa lama lagi. TAK ADA PERTANYAAN KUBUR Sepanjang seseorang adalah murid Mawlana, maka malaikat maut tidak akan berurusan dengannya. Jiwa si murid ketika meninggal telah diambil alih oleh Mawlana. Beliau akan menatap Murid tersebut dan seketika ruhnya akan meninggalkan tubuhnya. Tidak ada urusan dengan malaikat maut ataupun malaikat kubur . Ini karena semuanya telah diperintahkan oleh kekuatan ilahiah Allah SWT pada Syaikh Nazim, khususnya pada beliau sendiri. KEUTAMAAN YANG DIANUGERAHKAN PADA MAWLANA SYAIKH NAZIM Mawlana Syaikh Nazim telah diberi keutamaan bahwa di dalam sohbet-sohbet yang beliau sampaikan, beliau berbicara pada tingkatan Nabi atau Awliya, maka semua orang yang duduk bersama beliau dalam sohbet juga akan dianugerahi tingkatan yang sama seperti para Nabi dan para Awliya yang sedang Mawlana ajarkan, inilah mengapa Mawlana seringkali berbicara tentang para Nabi dan Awliya agar beliau bisa memberikan tingkatan-tingkatan tersebut pada semua yang duduk dan mendengarkan sohbet beliau. Mawlana Syaikh Nazim juga sering berbicara tentang perbuatan-perbuatan buruk pada pendengarnya. Mereka yang mendengar sohbet ini tidak seharusnya bertanya tentang dosa ataupun sifat-sifat buruk yang sedang Mawlana terangkan. Beliau menyampaikan sohbet tersebut bukan untuk menghentikan murid-murid untuk melakukan hal-hal tercela tersebut, namun untuk mengambil amalan-amalan buruk dan dosa-dosa tersebut dari muridnya. Kemudian beliau akan meletakkan murid-muridnya ke dalam samudra kasih sayangnya, kemudian ke dalam Samudra kasih sayang Nabi saw dan akhirnya ke dalam Samudra kasih sayang Allah SWT. Segala amalan buruk dan dosa-dosa yang telah disampaikan Mawlana pada sohbet-sohbet beliau tidak akan ditanyakan lagi pada murid-murid beliau di hari Pengadilan kelak. Hal ini dikarenakan, Mawlana Syaikh Nazim langsung memberi syafaat dan meminta ampunan dari Allah SWT atas segala dosa dan amalan buruk yang disampaikan dalam sohbet-sohbet beliau. Inilah alasan mengapa Mawlana berbicara tentang dosa-dosa dan banyaknya amalan buruk dalam sohbet beliau agar beliau mampu memasukkan murid-murid ke dalam samudra kasih sayangnya. Jangan melihat Mawlana Syaikh Nazim sebagaimana kalian melihat beliau, berupa tubuh fisik dengan segala fungsinya untuk makan, minum dan duduk bersama kalian. Namun lihatlah wajah beliau yang lain, wajah yang terhubung pada Tuhannya dan Nabi saw. Wajah lain Mawlana adalah kekuatan spiritual dan ilahiah yang mengontrol alam raya, dimana termasuk didalamnya dunia-dunia manusia, jin, dan dunia-dunia para malaikat. Semuanya itu telah dilimpahkan pada Mawlana dan beliau harus mengembalikan lagi semuanya pada Nabi saw dan pada Allah SWT. Beliau mengembalikan mereka semua dalam keadaan bersih tanpa ada dosa atau sifat-sifat buruk. Mawlana tidak akan beralasan bahwa orang-orang ini tercerabut dari beliau akibat pengaruh setan. Tidak , beliau akan mengembalikan mereka semua dalam keadaan bersih seperti kala mereka di limpahkan pada Mawlana. Kata beliau : “Aku telah di anugerahi kekuatan ilahiah sehingga aku mampu mengembalikan tiap orang pada Nabi dan Allah swt seperti kala mereka di limpahkan padaku. Aku akan mengembalikan mereka semua tanpa dosa dan sifat-sifat buruk. Aku juga akan menghiasi mereka dengan berbagai maqam-maqam tertinggi seperti yang dianugerahkan pada para Awliya lalu mengembalikan mereka pada Allah SWT. “ Grand Syaikh Mawlana Abdullah Dhagistani (qas) mengatakan bahwa Sayyidina Mahdi (AS) adalah juga pengikut dan salah seorang murid Mawlana Syaikh Nazim. Hal ini dikarenakan oleh kenyataan bahwa tanpa perantaraan Mawlana maka rahasia Quran yang telah turun temurun mulai dari Nabi saw kepada Abu Bakar Siddiq (Ral), lalu di turunkan kepada silsilah Rantai emas Thariqat Naqsybandi sampai pada Mawlana Syaikh Nazim, tidak akan bisa memasuki hati Sayyidina Mahdi (AS). Mawlana Syaikh Nazim akan mengajari Mahdi as pengetahuan rahasia Al Quran. Mawlana adalah kunci dari rahasia Quran dan beliaulah yang akan menanamkannya di hati umat. CAKRAWALA TAK BERTEPI Bertahun-tahun lamanya Mawlana Syaikh Nazim menanamkan rahasia Quran di dalam hati mereka yang telah meninggal dunia dan sekarang berada di alam barzah. Saat ini, Mawlana Syaikh Nazim juga menanamkan rahasia di dalam hati manusia yang masih hidup. Untuk melaksanakan hal ini, Mawlana Syaikh Nazim keluar dari tubuhnya setiap malam. Semua tubuh yang memiliki ruh berkumpul di hadapan Mawlana dan beliau tanamkan rahasia Quran. Inilah salah satu tugas Mawlana sampai kedatangan Imam Mahdi as. Setelah kedatangan Seyyidina Mahdi (AS) dan selama masanya, beliau akan memberikan rahasia Al Quran pada mereka yang terpilih dan akan memberi tahukan pada yang lain aspek-aspek tertentu dari rahasia Quran. Mawlana akan memberikan kekuatan bagi beberapa pengikutnya . Jika seseorang paham tentang rahasia Quran dan ada yang menanyakan tentang matahari, maka dia akan mampu memerintahkan matahari “Mendekatlah ke sini.” Lalu dia akan mampu menerangkan realitas matahari yang mendatanginya dan mampu menerangkan pada mereka yang beranya. Jika beliau ingin menerangkan tentang bulan, yang beliau lakukan hanyalah meminta bulan untuk mendekati beliau dan menjelaska mereka tentang bulan yang nampak di depan beliau dikarenakan kekuatan ilahiah Mawlana. Syaikh Adnan menceritakan bahwa suatu kali ketika sedang berthawaf di Mekah bersama Mawlana, seseorang berjenggot putih mendatangi Mawlana Syaikh Nazim, mencium tangan beliau dan bertawaf bersama Mawlana. Mawlana kemudian mengatakan bahwa orang itu adalah Khidr as yang khusus mencium tangan Mawlana untuk kemudian melaksanakan Thawaf bersama beliau. Masih menurut Syaikh Adnan pada kesempatan yang lain, ketika sedang berthawaf mengelilingi Ka’bah bersama Mawlana, seorang yang sudah tua mendatangi Mawlana, mencium beliau, bercakap-cakap dengan Mawlana dan berthawaf bersama. Kemudian orang itu lenyap tanpa jejak. Ketika Mawlana ditanya mengenai orang itu, beliau menjawab bahwa itu adalah salah satu anak-anak Adam, sebelum Adam kita. Telah ada 124.000 Adam-Adam, beserta keturunannya – dan Adam kita adalah yang terakhir. Ada salah satu anak Adam sebelum Adam kita yang datang mencium tangan Mawlana dan melaksanakan Thawaf bersama Mawlana karena dia memiliki janji ini pada Hari Perjanjian dan telah tertulis di Lauh Mahfuz. Mawlana sebagai Khaliphatullah saat ini dan wakil Nabi bukan hanya untuk masa ini saja, namun juga bagi masa-masa Adam-Adam beserta keturunannya yang datang sebelum kita. Beliau merupakan komunikator yang menghubungkan mereka dengan dunia Allah SWT dan Nabi saw. Menurut Mawlana, ketika sohbet Mawlana disampaikan, maka jumlah penduduk bumi ini amat sedikit dibandingkan jumlah manusia dari dunia-dunia lain,. Setiap hari siapapun yang duduk dengan Mawlana akan terus mengalami peningkatan. Mereka merasakan bahwa pengetahuan mereka berkembang setiap harinya. Hal ini akan terus meningkat sampai dia sampai pada tingkatan dimana tidak ada kaitan dengan dirinya sendiri. Bukannya melihat diri sendiri, si murid akan melihat Mawlana Syaikh Nazim. Ketika hal ini terjadi, seketika itu Mawlana menariknya dan meletakkan mereka ke dalam gua bersama Sayidina Mahdi as karena mereka amat kuat sehingga tidak memungkinkan manusia di dunia ini menghadapinya. Semua yang telah tertulis disini tentang Mawlana Syaikh Nazim adalah sangat sedikit dibanding dengan siapa beliau sesungguhnya, karena isi tulisan diatas hanyalah sebagian kecil dari pengetahuan yang tersedia tentang beliau. Lepas dari fakta ini adalah juga alasan ketidak mungkinan bagi umat manusia untuk memahami realitas maqam seorang Sulthanul Awliya. Mawlana Syaikh Nazim adalah pemegang tingkatan ini di zaman kita. Itulah mengapa Mawlana sering mengatakan : “Tidak seorangpun mengerti siapa sebenarnya aku. Yang mereka tahu hanyalah sebagian aspek dari diriku.” . Semoga Allah memberkahi Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani an Naqsybandi Wa min Allahu taufiq. wassalam,arief hamdaniwww.mevlanasufi.blogspot.com